Pakar geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Sukmandaru Prihatmoko, mengingatkan pemerintah untuk mempersiapkan infrastruktur yang memadai beserta regulasinya sebagai langkah mitigasi dalam menghadapi bencana.
"Persiapan infrastruktur mitigasi sangat penting, seperti jalur atau rute evakuasi yang harus ada jika terjadi gempa, letusan gunung, dan bencana lainnya," ujarnya di Jakarta pada hari Kamis.
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki posisi geologi yang unik dan kompleks.
Kondisi ini tidak hanya menghasilkan sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya bencana geologi, termasuk gempa bumi.
Secara khusus, Jakarta berpotensi terpengaruh oleh sumber-sumber gempa yang berada di sekitarnya, termasuk dari tiga sesar aktif.
Tiga sesar yang dimaksud adalah Sesar Baribis dengan potensi kekuatan Magnitudo (M) 6,5, Sesar Lembang dengan potensi M 6,8, dan Sesar Cimandiri dengan potensi M 6,7.
Sukmandaru menekankan bahwa selain infrastruktur, pemerintah juga harus tegas dalam menerapkan regulasi mengenai pembangunan yang harus memenuhi standar ketahanan bencana.
"Penegakan hukum terhadap peraturan-peraturan, seperti bangunan yang harus sesuai dengan ketentuan yang ada, perlu dilakukan. Kementerian PUPR dan lembaga terkait lainnya harus berperan dalam hal ini," ujarnya.
Aspek lain yang tak kalah penting adalah kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk institusi, untuk memberikan edukasi mengenai kebencanaan kepada masyarakat. Ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan mereka dan memitigasi risiko bencana.
"Saya percaya bahwa edukasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan mengadakan diskusi yang melibatkan masyarakat dan para pemerhati yang memiliki potensi untuk menyebarkan informasi lebih lanjut," tambahnya.
Berita Terkait
Tag Terkait
404
404