Desainer busana dan pendiri Burgo Indonesia Fashion School, Jenny Yohana Kansil, menyatakan bahwa pengakuan terhadap kebaya sebagai warisan budaya tak-benda dunia memberikan peluang signifikan bagi sektor ekonomi kreatif, terutama dalam industri mode. "Permintaan akan kebaya diperkirakan akan meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional. Ini akan mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah, seperti produsen kain tradisional, penjahit, dan desainer untuk menciptakan produk kebaya yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar global," ungkap Jenny kepada ANTARA pada hari Jumat. Jenny menggambarkan kebaya sebagai "kanvas" yang dapat menampung tradisi dan inovasi, memungkinkan berbagai interpretasi modern tanpa mengabaikan akar budaya. Dengan karakteristik tersebut, ia berpendapat bahwa kebaya memiliki potensi besar untuk diterima di pasar fesyen global. Ia menambahkan bahwa kebaya dapat menjadi salah satu produk unggulan Indonesia di pasar fesyen internasional jika dirancang dengan konsep yang tepat. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Sidang Komite Antarpemerintah mengenai Warisan Budaya Takbenda di Paraguay pada tanggal 4 Desember 2024 telah memutuskan untuk menambahkan kebaya ke dalam daftar warisan budaya tak-benda kemanusiaan. Kebaya yang berjudul "Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik" diakui sebagai bagian dari Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO atas inisiatif dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. Jenny menyatakan bahwa pengakuan terhadap kebaya sebagai warisan budaya tak-benda kemanusiaan seharusnya menjadi pengingat bagi generasi muda untuk mencintai dan menjaga kelestarian budaya Indonesia. "Ini merupakan momen bersejarah yang menegaskan keunikan dan kekayaan budaya Indonesia di kancah internasional. Kebaya bukan hanya sekadar busana, melainkan juga simbol identitas, keanggunan, dan warisan nenek moyang yang patut kita banggakan," ujarnya. Setelah kebaya resmi terdaftar sebagai warisan budaya tak-benda kemanusiaan, Jenny berharap pemerintah dapat menyelenggarakan program-program edukasi, pameran, festival, dan lomba desain kebaya untuk mendukung pelestarian kebaya. Masyarakat juga diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian dengan lebih sering mengenakan kebaya dalam aktivitas sehari-hari. Jenny menambahkan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan platform media sosial untuk mempromosikan penggunaan kebaya. Sebagai pemilik institusi pendidikan mode, ia berkomitmen untuk mendukung inisiatif pelestarian kebaya melalui pendidikan. Burgo Indonesia berkomitmen untuk mendukung para pelaku kreatif, terutama di sektor fesyen, dalam mengembangkan produk kebaya yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar global, yaitu kebaya yang mengusung inovasi, tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya, ujar Jenny.
NrbenPahOSgl
0
bnvfvBwXd
0
sYJNfaNGAPLfwe
0
iabiTzgJexcNLx
0
YjzmdgRy
0
ZlbbXcdCrsR
0