Penyakit kulit dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah yang harus diwaspadai oleh masyarakat selama musim hujan. Penyakit kulit yang sering muncul pada musim ini, terutama akibat banjir, dapat berupa infeksi, alergi, atau gejala lain seperti gatal, ruam pada kulit, serta bintik-bintik kecil yang muncul akibat kurangnya menjaga kebersihan. "Penyakit kulit dan DBD sering terjadi pada musim hujan dan banjir karena lingkungan yang lembap. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih waspada," ungkap Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari, pada hari Jumat, 22 November 2024. Risma mengungkapkan bahwa tingkat kelembapan yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan jamur dan bakteri, terutama dalam situasi banjir, yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit melalui genangan air yang tercemar dan kontak langsung dengan kulit. Ia juga menambahkan bahwa influenza, batuk, dan diare merupakan penyakit yang sering muncul pada saat transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat perlu menjaga kesehatan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta senantiasa memperhatikan kebersihan, baik itu kebersihan tubuh, makanan, minuman, maupun lingkungan, jelasnya. Risma menambahkan bahwa pihak kesehatan selalu berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat, baik yang mengunjungi fasilitas kesehatan maupun melalui kerja sama dengan berbagai sektor dan para kader, untuk menyebarluaskan pentingnya penerapan PHBS di masyarakat. Ini mencakup menjaga kebersihan makanan dan minuman, menghindari jajan sembarangan, mencuci tangan sebelum menyentuh makanan atau minuman, serta menjaga kebersihan lingkungan dan saluran air agar terhindar dari banjir, serta memastikan cukup istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Edukasi mengenai penularan penyakit Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, terutama dalam menghadapi risiko penularan penyakit selama musim pancaroba. Upaya peningkatan kampanye dan edukasi kesehatan dilakukan melalui penyuluhan langsung, termasuk kegiatan di tingkat kelurahan dan RT/RW yang melibatkan kader kesehatan, tokoh masyarakat, serta perangkat RT/RW. Edukasi juga dapat dilakukan melalui berbagai media informasi, seperti pemanfaatan media sosial, brosur, dan poster yang memberikan informasi mengenai risiko penyakit yang sering muncul pada musim pancaroba, seperti DBD, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan diare. Selain itu, program di sekolah juga diintegrasikan dengan edukasi kesehatan melalui guru Unit Kesehatan Sekolah (UKS) atau program kesehatan lainnya, seperti aksi bergizi. Pemerintah Kota Jakarta Pusat secara rutin melaksanakan kerja bakti setiap minggu untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk yang dapat meningkatkan kasus DBD saat musim hujan, serta memeriksa saluran-saluran air agar tidak tersumbat dan menyebabkan genangan yang berpotensi menimbulkan banjir. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat mencatat bahwa sejak Januari hingga 5 September 2024, terdapat 1.125 kasus DBD di wilayahnya, dengan lima kasus kematian yang terjadi di Kemayoran, Johar Baru, dan Tanah Abang.