Gambar: ANTARA/Fitra Ashari

Probiotik Berperan Dalam Proses Penyembuhan Keputihan Yang Disebabkan Oleh Bacterial Vaginosis

Sabtu, 19 Okt 2024

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Leo Simanjuntak Sp.OG, menyatakan bahwa probiotik dapat berfungsi sebagai terapi tambahan dalam penanganan keputihan yang disebabkan oleh bacterial vaginosis (BV).

"Jika dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima pengobatan standar, mereka yang mendapatkan kombinasi dengan probiotik menunjukkan tingkat kesembuhan yang jauh lebih baik, serta penurunan signifikan dalam angka kekambuhan," ungkap Leo dalam seminar tentang peran probiotik dalam kesehatan reproduksi pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Bidan 2024 di Jakarta, pada hari Sabtu.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan ini menjelaskan bahwa pengobatan standar untuk keputihan biasanya menggunakan antibiotik metronidazol, yang memiliki tingkat kekambuhan hingga 80 persen. Dengan mengombinasikan pengobatan standar dengan probiotik, hasil yang diperoleh akan lebih optimal dan angka kekambuhan akan berkurang secara signifikan.

Pengobatan keputihan dengan menggunakan probiotik terbukti memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan efektivitas penyembuhan dibandingkan dengan penggunaan antibiotik semata.

Bacterial Vaginosis, yang menjadi penyebab keputihan, terjadi ketika jumlah bakteri baik, yaitu lactobasilus, berkurang dan digantikan oleh bakteri jahat yang dikenal sebagai anaerob.

Probiotik berperan dalam mengubah komposisi bakteri jahat yang berlebihan di area vagina dan menggantinya dengan bakteri baik, sehingga kesehatan vagina dapat pulih kembali.

Ciri-ciri Bacterial Vaginosis meliputi keputihan yang berwarna putih keabuan, memiliki konsistensi tipis, tidak kental, homogen, dan biasanya disertai dengan bau amis.

Penggunaan antibiotik dalam pengobatan sering kali menimbulkan efek samping seperti mual, sedangkan probiotik dapat membantu mengurangi efek samping tersebut pada pengobatan keputihan akibat Bacterial Vaginosis.

Pemberian antibiotik yang berlebihan juga tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan resistensi bakteri, sehingga infeksi lebih mudah kambuh.

Menurut Leo, "Pemberian probiotik pada Bacterial Vaginosis menunjukkan tingkat kesembuhan yang tinggi, rendahnya angka kekambuhan, dan efek samping yang minimal jika dibandingkan dengan penggunaan antibiotik saja."

Probiotik sebaiknya diberikan sebagai tambahan dalam pengobatan keputihan selama minimal 1 bulan atau 60 hari, dengan dosis 1-2 kali sehari sebanyak 500 miligram.

Leo menekankan bahwa keputihan akibat Bacterial Vaginosis perlu mendapat perhatian serius, mengingat prevalensinya yang tinggi di kalangan wanita usia reproduksi, mencapai 40-50 persen, terutama di daerah dengan iklim tropis.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar