Kepala Peneliti Political Strategy Group (PSG) Ahsan Ridhoi memperkirakan bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk Daerah Khusus Jakarta (DKJ) akan dilaksanakan dalam dua putaran. "Adanya tiga calon memungkinkan terjadinya dua putaran. Pengalaman kita pada tahun 2017 menunjukkan bahwa tiga pasangan kandidat juga harus melalui dua putaran," ungkap Ahsan dalam Rilis Survei Pilkada Jakarta yang diadakan di Kebon Sirih, Jakarta, pada hari Sabtu. Ia menjelaskan bahwa dalam survei tersebut, 39 persen responden menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan, sementara Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab disapa Ahok, mendapatkan 22 persen, dan Ridwan Kamil memperoleh 15 persen. "Ini menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta pada umumnya cenderung menginginkan mantan gubernur mereka untuk kembali memimpin," tambahnya. Ia juga menekankan bahwa hal ini berkaitan erat dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap Anies dan Ahok. Kenangan bersama Pak Anies dan Pak Ahok tampaknya sangat manis, sehingga mereka lebih mungkin untuk dipilih kembali, sementara Ridwan Kamil hanya mendapatkan dukungan terbatas sekitar 15 persen, ujar Ashan. Dia berpendapat bahwa jumlah pemilih setia Ridwan Kamil sebenarnya sangat kecil jika dibandingkan dengan Anies dan Ahok. "Penggemar RK (Ridwan Kamil) diperkirakan hanya sekitar 20 persen dari total populasi Jakarta," jelasnya. Namun, dia mengakui bahwa hingga saat ini, hanya Ridwan Kamil yang secara resmi mendaftar sebagai calon gubernur di KPUD Jakarta. Ahsan menilai bahwa dalam survei head to head, Anies memiliki peluang lebih besar untuk menang melawan Ridwan Kamil. Sementara itu, 42 persen responden menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil, terlepas dari siapa lawannya. "Ini menunjukkan bahwa terdapat banyak pemilih yang masih bisa dipengaruhi," ungkap Ahsan. Dia melanjutkan bahwa pemilih di Jakarta akan merasakan tekanan psikologis dalam pemilihan karena dua calon gubernur yang paling populer dan diharapkan, Anies (39 persen) dan Ahok (22 persen), telah memutuskan untuk tidak ikut serta dalam Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November. "Oleh karena itu, kemungkinan Pilkada Jakarta akan berlangsung dalam dua putaran masih sangat mungkin terjadi," tambahnya. PSG mencatat bahwa setelah pengumuman resmi mengenai RK-Sus, Pram-Rano, dan Dharma-Kun, terdapat potensi pergeseran suara pemilih Anies ke RK sebesar 47 persen, yang lebih rendah dibandingkan dengan pemilih Ahok yang beralih ke RK sebesar 58 persen. Sementara itu, gabungan pemilih Anies dan Ahok yang belum menentukan pilihan mereka mencapai 40 persen. Berdasarkan informasi yang ada, terlihat jelas bahwa Pramono-Rano tidak dapat mengabaikan langkah-langkah strategis yang berkaitan dengan pembangunan narasi, kekompakan tim kampanye, serta keseriusan dalam logistik kampanye yang menyasar basis suara yang mengambang, ujar Ahsan. Ahsan menekankan bahwa hanya mengandalkan kampanye di media sosial tidak akan memberikan keuntungan bagi Pramono-Rano, terutama jika hanya bergantung pada sosok imajiner "si Doel". Di sisi lain, pasangan RK-Suswono perlu lebih teliti dalam memahami aspirasi masyarakat Jakarta, karena dalam hasil survei PSG, tema hunian warga tidak mendapatkan perhatian dari 1.540 responden. "Jumlah responden yang cukup signifikan. RK-Suswono harus mampu melakukan elaborasi yang lebih mendalam dalam menanggapi harapan pemilih, termasuk memperbaiki sudut pandang dan sikap pendukung Persija," tambahnya. PSG menyimpulkan bahwa RK-Sus dan Pram-Rano memiliki tantangan besar dalam menarik minat pemilih Anies dan Ahok. "Jika salah satu dari mereka, atau bahkan Dharma Porengkun, dapat meyakinkan Anies untuk menjadi juru kampanye utama, mungkin peta elektoral dapat mengalami perubahan," tutupnya.